Sabtu, 30 November 2013

laporan mikrobiologi dasar "media pertumbuhan"

A.    Tujuan    
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu praktikan dapat membuat media pertumbuhan Nutrient Agar (NA), Nutrient Broth (NB) dan Potato Dextrose Agar (PDA).
B.     Dasar Teori
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik ditambah sumber karbon organik seperti gula (Volk, 1993).           
Pembiakan dilakukan untuk dapat mengetahui sifat bakteri sehingga memudahkan dalam pengidentifikasian, determinasi, atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan. Pertumbuhan ketahanan bakteri bergantung pada pengaruh luar seperti makanan atau nutrisi, atmosfer, suhu, konsentrasi ion hidrogen, cahaya, dan berbagai zat kimia yang dapat menghambat atau membunuh. Kebutuhan bakteri pada umumnya adalah sumber energi yang diperlukan untuk reaksi-reaksi sintesis yang membutuhkan energi dalam pertumbuhan. Sumber nitrogen sebagian besar untuk sintesis protein dan asam-asam nukleat (Koes Irianto, 2006).
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat hara (nutrien) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya. Selain itu, medium juga dipergunakan untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis. Untuk menetapkan suatu jenis mikroba sebagai penyebab penyakit harus terlebih dahulu mendapatkan mikroba dalam keadaan murni untuk diseligiki sifat-sifatnya. Untuk tujuan tersebut sangat diperlukan suatu medium sebagai tempat tumbuh dan isolasi mikroorganisme. Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme (Lud Waluyo, 2008).
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni (Indan, 2003).
C.    Metode praktikum
1.      Waktu dan tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari/Tanggal   : Rabu/13 November 2013
Pukul               : 10.00-14.00 WITA
Tempat            : Laboratorium Mikrobiologi Lantai II
                          Fakultas Sains dan Teknologi
                          Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
                          Samata-Gowa.

2.      Alat dan bahan
a.    Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah autoclaf elektrik, hot plate dan stirrer, neraca analitik, gelas kimia, gelas arloji, labu Erlenmeyer, corong, pinset, alat tulis menulis dan indikator pH.
b.   Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Daging, kentang, pepton, dextrose, bacto agar, aquadest, aluminium foil, kapas, dan kertas saring.
3.      Cara kerja
a.    Pembuatan Nutrient Agar (NA)
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.      Menimbang komponen dengan menggunakan neraca analitik untuk volume yang diinginkan sesuai dengan komposisi yang telah dikonfersikan.
3.      Memotong dadu daging sebanyak 250 gr dan mencuci bersih, kemudian memasukkanya ke dalam gelas kimia yang berisi aquadest 500 ml.
4.      Merebus daging yang telah dipotong dadu dengan aquadest ke dalam gelas kimia menggunakan hot plate dan stirrer.
5.      Menyaring rebusan daging dan aquadest  ke dalam labu Erlenmeyer dengan menggunakan corong dan kertas saring untuk mendapatkan ekstrak daging.
6.      Melarutkan pepton dan bacto agar ke dalam larutan ekstrak daging , kemudian menghomogenkan menggunakan hot plate dan stirrer.
7.      Menyumbat labu Erlenmeyer dengan kapas dan menutupnya menggunakan aluminium foil.
8.      Mensterilisasi media dengan menggunakan autoklaf.
9.      Setelah selesai mensterilkan, memasukkan media ke dalam kulkas.
b.      Pembuatan Nutrient Broth (NB)
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.      Menimbang komponen dengan menggunakan neraca analitik untuk volume yang diinginkan sesuai dengan komposisi yang telah dikonfersikan.
3.      Merebus daging yang telah dipotong dadu dengan aquadest ke dalam gelas kimia menggunakan hot plate dan stirrer.
4.      Menyaring rebusan daging dan aquadest  ke dalam labu Erlenmeyer dengan menggunakan corong dan kertas saring untuk mendapatkan ekstrak daging.
5.      Melarutkan pepton ke dalam larutan ekstrak daging , kemudian menghomogenkan menggunakan hot plate dan stirrer.
6.      Menyumbat labu Erlenmeyer dengan kapas dan menutupnya menggunakan aluminium foil.
7.      Mensterilisasi media dengan menggunakan autoklaf.
8.      Setelah selesai mensterilkan, memasukkan media ke dalam kulkas.
c.       Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.      Menimbang komponen dengan menggunakan neraca analitik untuk volume yang diinginkan sesuai dengan komposisi yang telah dikonfersikan.
3.      Memotong dadu kentang sebanyak 100 gr dan mencuci bersih, kemudian memasukkanya ke dalam gelas kimia yang berisi aquadest 500 ml.
4.      Merebus kentang yang telah dipotong dadu dengan aquadest ke dalam gelas kimia menggunakan hot plate dan stirrer.
5.      Menyaring rebusan kentang dan aquadest  ke dalam labu Erlenmeyer dengan menggunakan corong dan kertas saring untuk mendapatkan ekstrak kentang.
6.      Melarutkan dextrose dan bacto agar ke dalam larutan ekstrak kentang, kemudian menghomogenkan menggunakan hot plate dan stirrer.
7.      Menyumbat labu Erlenmeyer dengan kapas dan menutupnya menggunakan aluminium foil.
8.      Mensterilisasi media dengan menggunakan autoklaf.
9.      Setelah selesai mensterilkan, memasukkan media ke dalam kulkas.
D.    Hasil dan Pembahasan
1.   Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan praktikum ini adalah sebagai berikut:
a.    Nutrient Agar (NA) 500 ml
Hasil Pengamatan
Keterangan








  Sebelum sterilisasi








     Sesudah sterilisasi
Sebelum sterilisasi:
Warna : Coklat kekuningan
Konsentrasi : Cair
Sesudah sterilisasi:
Warna : Kuning kecoklatan
Konsentrasi : Cair
pH : 6







b.    Nutrient Broth (NB) 250 ml
Hasil Pengamatan
Keterangan








  Sebelum sterilisasi








      Sesudah sterilisasi
Sebelum sterilisasi:
Warna : coklat
 Konsentrasi : Cair
Sesudah sterilisasi
Warna : kuning
kecoklatan
Konsentrasi : Semi
padat
pH : 6

c.    Potato Dextrose Agar (PDA) 250 ml
Hasil Pengamatan
Keterangan








  Sebelum sterilisasi








      Sesudah sterilisasi
Sebelum sterilisasi:
Warna : kuning
 Konsentrasi : Cair
Sesudah sterilisasi
Warna : kuning
kecoklatan
Konsentrasi : Semi
Padat
pH : 5


d.   Potato Dextrose Agar (PDA) 500 ml
Hasil Pengamatan
Keterangan








   Sebelum sterilisasi








   Sesudah sterilisasi
Sebelum sterilisasi:
Warna : Kuning
Konsentrasi : Cair
Sesudah sterilisasi:
Warna : Kuning keemasan
Konsentrasi : Semi padat
pH: 6


2.      Pembahasan
Adapun pembahasan dari hasil pengamatan yang dilakukan yaitu media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Madia pertumbuhan bakteri terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk cair dan bentuk padat. Bakteri yang berbeda memerlukan kebutuhan akan nutrisi yang berbeda pula, sehingga dikembangkan berbagai macam media pertumbuhan untuk digunakan dalam diagnosa mikrobiologi.
a.    Nutrient Agar (NA)
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan. Nutrient agar (NA) suatu medium yang berbentuk padat, yang merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. Pada medium NA, nutrien utama penyusunnya yakni adalah kaldu daging. Bahan yang lain adalah pepton, bacto agar dan aquades. Pepton dan daging sebagai protein hewani, vitamin, karbohidrat bagi bakteri.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, Nutrient Agar (NA) yang dibuat adalah 500 ml. Komposisinya adalah daging 250 gr, pepton 5 gr, bacto agar 7,5 gr dan aquades 500 ml. Pada pembuatan medium NA ini ditambahkan pepton agar mikroba cepat tumbuh, karena mengandung banyak N2.  Agar bacto digunakan untuk mengentalkan medium dan sebagai media tumbuh yang ideal bagi mikroba. Berdasarkan hasil pengamatan, sebelum disterilisasi media NA berwarna coklat kekuningan dengan bentuk cair. Tetapi setelah disterilisasi di autoklaf elektrik medianya berubah warna menjadi kuning kecoklatan dengan bentuk menjadi semi padat dan pH = 6.
b.    Nutrient Broth (NB)
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya sama dengan nutrient agar.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, Nutrient Broth (NB) yang dibuat adalah 250 ml. Komposisinya adalah daging 125 gr, pepton 2,5 gr dan aquades 250 ml. Pada pembuatan medium NB ini ditambahkan pepton agar mikroba cepat tumbuh, karena mengandung banyak N2. Berdasarkan hasil pengamatan, sebelum disterilisasi medium NB berwarna coklat pekat dengan bentuk cair. Tetapi setelah disterilisasi di autoklaf elektrik medianya berubah warna menjadi kuning kecoklatan dengan bentuk menjadi semi padat dan pH = 6.
c.    Potato Dextrose Agar (PDA)
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, Potato Dextrose Agar (PDA) yang dibuat adalah 250 ml dan 250 ml. Potato Dextrose Agar (PDA) 250 ml komposisinya adalah kentang 50 gr, dekstrosa 3,75 gr, bacto agar 3,75 gr dan aquades 250 ml. Sedangkan Potato Dextrose Agar (PDA) 500 ml komposisinya adalah kentang 100 gr, dekstrosa 7,5 gr, bacto agar 7,5 gr dan aquades 500 ml. Berdasarkan hasil pengamatan, medium Potato Dextrose Agar (PDA) 250 ml sebelum disterilisasi berwarna kuning dengan bentuk cair. Tetapi setelah disterilisasi di autoklaf elektrik medianya tetap warna menjadi kuning dengan bentuk menjadi semi padat dan pH = 5. Sedangkan medium Potato Dextrose Agar (PDA) 500 ml sebelum disterilisasi berwarna kuning dengan bentuk cair. Tetapi setelah disterilisasi di autoklaf elektrik medianya tetap warna menjadi kuning dengan bentuk menjadi semi padat dan pH = 6.
E.     Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini yakni Nutrient Agar (NA) dan Nutrient Broth (NB) merupakan media pertumbuhan bagi bakteri sedangkan Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media pertumbuhan bagi jamur. NA terbuat dari ekstrak daging, pepton, aquadest dan bacto agar sedangkan NB tidak memerlukan bacto agar dalam pembuatannya sebab medianya dalam bentuk cair dimana bacto agar dalam hal ini bahan yang akan memadatkan media. Berbedadari NA maupun NB, PDA terbuat dari kentang, dextrose, bacto agar dan juga aquadest.



Daftar pustaka
Hadioetomo. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi. Gramedia:
Jakarta. 1993.
Indan Entjang. Mikrobiologi dan Parasitologi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
2003.
Koes Irianto. Mikrobiologi Jilid I. Bandung: Yrama Widjaya, 2006
Lud Waluyo. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. Malang: UMM
Press, 2008.
Volk , W. A & Wheeler. M. F. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5.
Erlangga. Jakarta